CapCut kini menjadi salah satu aplikasi edit video yang paling banyak digunakan di dunia.
Dari pelajar, kreator konten, hingga pemilik usaha kecil, semua bisa mengedit video dengan mudah hanya dari ponsel mereka dengan menggunakan CapCut.
Namun, di balik kesuksesan aplikasi ini, tersimpan perjalanan menarik tentang siapa yang menciptakannya dan bagaimana aplikasi ini bisa berkembang sangat pesat hingga mencapai miliaran unduhan.
Siapa Pendiri Aplikasi CapCut?

CapCut didirikan dan dikembangkan oleh ByteDance Ltd, perusahaan teknologi asal Tiongkok yang juga merupakan pemilik TikTok.
ByteDance didirikan oleh Zhang Yiming, seorang wirausahawan teknologi yang dikenal luas sebagai salah satu orang terkaya di Tiongkok dengan kekayaan mencapai US$65.5 miliar atau setara dengan Rp1 kuadriliun atau Rp1.062.072.026.550.000 (kurs US$1= Rp16.214).
Bersama temannya, Liang Rubo, Zhang Yiming memulai bisnis pertamanya dengan membangun situs properti online bernama 99fang(com) pada tahun 2009.
Setelah proyek awal itu, mereka menyewa sebuah apartemen kecil di kawasan teknologi Zhongguancun, Beijing, dan mulai merintis produk digital baru.
Mereka menciptakan aplikasi hiburan bernama Neihan Duanzi yang berisi konten humor dan menjadi populer karena teknologi algoritma cerdas yang mampu menyesuaikan konten sesuai minat pengguna.
Kesuksesan awal tersebut membuka jalan bagi lahirnya ByteDance pada tahun 2012.
Produk pertama mereka adalah Toutiao, aplikasi berita yang juga menggunakan teknologi AI untuk menyajikan berita yang relevan bagi setiap pengguna.
Sejak saat itu, ByteDance berkembang sangat cepat, merilis berbagai aplikasi digital, seperti Douyin, Helo, BuzzVideo, TikTok, hingga CapCut.
Perjalanan Bisnis CapCut
CapCut pertama kali dirilis pada April 2020, saat dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19.
Dalam waktu singkat, aplikasi ini langsung menarik perhatian karena memungkinkan siapa saja membuat video kreatif tanpa harus memiliki keahlian tinggi dalam menyunting video.
Namun, CapCut sebenarnya sudah lebih dulu dikenal di pasar Tiongkok dengan nama Jianying (剪映).
Aplikasi ini awalnya dikembangkan untuk mendukung pengguna Douyin, versi TikTok khusus untuk pasar domestik Tiongkok.
Karena permintaan global terhadap alat edit video meningkat pesat, ByteDance kemudian meluncurkan versi internasionalnya dengan nama CapCut.
CapCut menjadi bagian dari strategi ekosistem ByteDance. Dengan TikTok sebagai platform distribusi konten, CapCut berperan sebagai alat produksi yang mempermudah proses pembuatan video.
Bagi pengguna, ini sangat efisien karena mereka bisa membuat, menyunting, dan membagikan video hanya dalam satu ekosistem yang terhubung.
Selain menyediakan fitur standar, seperti potong dan gabung video, CapCut juga dilengkapi efek transisi, filter kreatif, teks otomatis, dan penghapusan latar belakang berbasis AI.
Bahkan, CapCut juga menyediakan template siap pakai yang bisa langsung mengikuti trend di TikTok, sehingga menjadikannya sebagai aplikasi edit video powerful.
Kepopuleran CapCut tidak datang secara kebetulan. ByteDance menjalankan strategi pertumbuhan yang kuat, termasuk ekspansi ke berbagai negara seperti Indonesia.
Di sini, mereka bukan hanya menghadirkan TikTok dan CapCut, tapi juga mengakuisisi aplikasi berita lokal BABE dan meluncurkan aplikasi musik Resso.
Pada tahun 2022, CapCut tercatat memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan.
Menurut laporan The Wall Street Journal, CapCut menjadi aplikasi kedua yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat pada Maret 2023.
Bahkan pada Januari 2025, CapCut telah melampaui angka 1 miliar unduhan di Google Play Store, dan angkat tersebut belum termasuk pengguna dari App Store iOS.
