faktaterdepan.id -Rencana Israel untuk menguasai Jalur Gaza secara militer langsung menuai kecaman keras dari berbagai negara Uni Eropa. Mereka sepakat, langkah ini bukan hanya memperburuk krisis kemanusiaan, tapi juga bisa menghancurkan harapan perdamaian.
Kabinet Keamanan Israel, atas usulan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah menyetujui rencana untuk ‘menguasai’ Gaza City dan sekitarnya. Ini adalah eskalasi berbahaya yang berpotensi menambah derita jutaan warga Palestina.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tak tinggal diam. Ia menegaskan, Gaza adalah dan harus tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari Negara Palestina.
“Keputusan ini bisa semakin mengancam banyak nyawa, termasuk para sandera yang masih tersisa,” kata Guterres.
EU Ancam Israel, Inggris Desak Solusi Dua Negara
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa meminta Israel segera membatalkan keputusan itu. Di akun X-nya, Costa bahkan mengancam bahwa langkah ini bisa memengaruhi hubungan EU dengan Israel, yang akan dievaluasi oleh Dewan Eropa.
Menurut Costa, situasi di Gaza sudah sangat buruk, dan keputusan ini hanya akan memperparah keadaan. Ia mendesak pemerintah Israel mempertimbangkan kembali niatnya.
“Tindakan pengambilalihan ini, ditambah perluasan permukiman di Tepi Barat, penghancuran di Gaza, blokade bantuan, serta meluasnya kelaparan, merusak prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan nilai-nilai universal,” tegasnya.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga menyuarakan hal senada. Ia menilai keputusan ini tak akan mengakhiri konflik atau membebaskan sandera. Starmer menyerukan peningkatan bantuan dan dorongan baru untuk solusi dua negara.
Bantuan Kemanusiaan Terhambat, Jerman dan Italia Ambil Sikap
Kecaman tak berhenti sampai di situ. Prancis mengecam keras rencana penguasaan militer Israel dan mengingatkan bahwa tindakan itu adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional yang mengancam stabilitas kawasan.
Berbagai negara lain juga kompak menyuarakan penolakan. Lituania, Swedia, Austria, Portugal, dan Slovenia semua prihatin dengan nasib warga sipil dan para sandera, serta mendesak gencatan senjata.
Kanselir Jerman Friedrich Merz menyuarakan keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan dan meminta Israel bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan warga sipil. Merz juga mendesak Israel mengizinkan akses penuh bagi bantuan kemanusiaan.
Sikap tegas juga ditunjukkan Jerman dengan menghentikan seluruh ekspor militer yang berpotensi digunakan di Gaza. Sementara itu, Italia telah mengirimkan 100 ton bantuan kemanusiaan yang diterbangkan ke Yordania untuk disalurkan ke Gaza.
Lembaga kemanusiaan berulang kali memperingatkan ancaman kelaparan di Gaza, di mana lebih dari satu juta orang telah mengungsi dan puluhan ribu nyawa melayang. Bencana kemanusiaan ini menjadi sorotan utama dalam setiap kecaman yang dilayangkan.
